Oleh Budi Suwarna
Rhoma Irama tampil klimis tanpa jenggot yang selama ini menjadi ciri khasnya. Citra baru si ”Raja Dangdut” itu menandai acara peluncuran album terbaru Rhoma bertajuk ”Azza” yang dikemas mewah di Megablitz, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (26/7).
Kemewahan sudah terlihat dari undangan peluncuran album Rhoma. Kertas dan kualitas cetakan undangan dibuat luks. Undangan yang didesain seperti undangan perkawinan itu dihiasi foto Rhoma dan Ridho dengan Sonet2 Band-nya (dibaca sonet two). Acara peluncuran album terbaru Rhoma itu memang dilakukan bersamaan dengan peluncuran album Ridho Rhoma dan Sonet2 Band bertajuk Dawai Asmara serta pengumuman film terbaru Rhoma dan Ridho, Dawai Dua Asmara.
Kesan glamor sangat kuat. Kompleks bioskop Megablitz seperti panggung Rhoma. Di ruang lobi, poster Rhoma berbaju jubah hasil jepretan fotografer Darwis Triadi dipasang berjejer. Poster-poster itu tampak amat menonjol dibandingkan poster film-film yang sedang diputar di bioskop itu. Wadah makanan dan minuman, seperti popcorn, hotdog, dan Coca-Cola, untuk tamu pun bergambar Rhoma dan Ridho.
Memasuki acara peluncuran album yang digelar di salah satu studio Megablitz, penonton mula-mula disuguhi video klip ”Azza” yang shooting-nya berlangsung di Mesir. Model dalam klip adalah seorang gadis cantik Mesir bermata biru, Rhoma yang bernyanyi dengan latar belakang Piramida, patung Sphinx, penari bercadar, dan matahari tenggelam di gurun. Video klip itu dibuat sutradara asal Malaysia.
”Kami menggunakan semua tenaga terbaik untuk membuat video klip ini,” ujar HB Naveen, CEO Falcon Music, perusahaan yang memproduksi album dan video klip Rhoma, album dan video klip Ridho, serta film Rhoma dan Ridho.
Soal musik dalam album barunya itu, Rhoma mengaku memberikan nuansa Mesir. ”Di album-album sebelumnya, saya belum pernah mengaransemen lagu seperti ’Azza’,” kata Rhoma.
Dari sisi lirik, Rhoma masih mengedepankan dakwah. ”Azza”, kata Rhoma, bercerita soal kecintaannya kepada Tuhan. ”Tapi untuk alasan artistik, video klipnya melibatkan perempuan cantik. Jadinya, seolah-olah ini kisah percintaan biasa.”
Di ujung acara, penonton diberi kejutan. Rhoma mengumumkan bahwa semua undangan akan mendapat sebuah telepon seluler Nexian gratis. Di telepon seluler yang layarnya juga bergambar Rhoma dan Ridho itu terdapat lagu ”Azza” dalam bentuk truetune.
Pencitraan baru
Barangkali, dalam setahun terakhir, inilah peluncuran album dangdut paling heboh dan mewah. HB Naveen mengatakan, acara tersebut merupakan bagian dari pencitraan terhadap produk yang dibuatnya. ”Saya ingin tunjukan bahwa dangdut tidak kalah keren dibandingkan pop,” ujarnya.
Dia juga mengemas album dan video klip Rhoma ataupun Ridho dengan penuh perhitungan demi menjangkau pasar musik dangdut yang lebih luas, termasuk anak-anak muda di perkotaan. Sekadar catatan, menurut Naveen, pasar dangdut sekarang lebih condong ke daerah.
Bagaimana caranya? Naveen berusaha mengeksplorasi citra urban. Video klip ”Dawai Asmara”, misalnya, meminjam citra perempuan cantik dengan wajah blasteran, mobil mewah, taman indah, dan baju bagus. Citra yang sama juga muncul di video klip single Ridho sebelumnya, ”Kerinduan”.
”Kami tidak akan bikin video klip (yang adegannya) orang lari-lari di sela pepohonan. Itu sudah bukan zamannya. Sekarang bahkan kami memperhitungkan juga fashion yang digunakan. Kami berharap jubah Rhoma bisa jadi tren,” ujarnya.
Selain itu, Naveen memanfaatkan media-media baru untuk menjual produk musiknya. Untuk album Azza dan Dawai Asmara, dia menggandeng Telkomsel yang kini memiliki pelanggan 82 juta. Dia juga bekerja sama dengan produsen telepon genggam Nexian, smartphone berharga relatif murah.
”Kami pilih dulu Rhoma karena dia adalah mata air dangdut. Yang lain, nanti tinggal mengikutinya,” ujarnya.
Naveen juga ”menjual” Rhoma dan Ridho melalui media film yang proses shooting-nya telah selesai. Film itu kemungkinan diputar saat libur Lebaran. Berapa dia menggelontorkan dana untuk memproduksi album, video klip, dan film Rhoma-Ridho? Naveen tidak mau jawab. ”Yang pasti miliaran,” katanya.
Pada era 1970-an, Rhoma mendobrak dangdut lewat lagu ”Begadang” plus unsur gitar rock dalam dangdut. Kini, dengan citra barunya, Rhoma tampaknya ingin mengangkat kembali dangdut yang belakangan menyurut dari belantika musik. Terlalu....